Sabtu, 21 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » » » 5 Alasan Sulit Untuk Berkomitmen Dalam Cinta

5 Alasan Sulit Untuk Berkomitmen Dalam Cinta

Jatuh cinta bisa jadi mudah bagi banyak orang, namun tidak dengan komitmen. Faktanya, banyak orang yang takut berkomitmen jika dikaitkan dengan cinta atau pernikahan. Lantas, mengapa ada orang yang lebih mudah menjalin komitmen, dan ada yang kesulitan melakukannya?

Cinta

Berikut ini adalah lima alasan sulit untuk berkomitmen dalam cinta, seperti yang dilansir oleh Your Tango (11/08).

1. Komitmen membutuhkan cinta dua arah
Komitmen tak akan bertahan hanya ketika seseorang dicintai atau mencintai. Komitmen bisa terjadi dan awet ketika kedua orang sama-sama saling mencintai. Komitmen juga bisa terjadi ketika kedua orang bersedia saling memberi dan menerima. Jika salah satu hanya memberi atau menerima, maka komitmen itu bisa jadi rusak di tengah jalan.

2. Komitmen seumur hidup hanya dengan teman terbaik
Nietzsche pernah mengemukakan gagasan bahwa pernikahan yang tidak bahagia tak disebabkan oleh kurangnya cinta, melainkan kurangnya persahabatan. Hal ini benar, karena sebelum berbicara tentang komitmen dan pernikahan, Anda harus bisa melihat pasangan sebagai teman Anda. Semua orang berharap melakukan pernikahan hanya sekali seumur hidup, maka tentunya untuk berkomitmen seumur hidup, anda harus menyiapkan diri bersama satu orang yang bisa menjadi sahabat terbaik Anda.

3. Komitmen pernikahan tak dapat diubah
Membuat komitmen pernikahan dengan orang lain seumur hidup berarti Anda harus melakukan keputusan yang tidak bisa diubah. Anda tak bisa memperlakukan pernikahan sebagai hal sampingan yang bisa ditinggal pergi jika Anda tak menyukainya. Untuk itu, ketika berkomitmen, seseorang harus memastikan bahwa mereka tak berencana untuk pergi atau berpaling. Hal ini lah yang terkadang membuat banyak orang tak ingin berkomitmen, ketika mereka masih ragu-ragu dan belum pasti bisa menjalaninya.

4. Komitmen dibuat di atas ketidakpastian
Komitmen seumur hidup dalam cinta dan pernikahan dibuat ketika masih banyak hal yang belum pasti di masa depan. Bisa saja pasangan akan mengalami hal buruk, sehingga mengakibatkan masalah yang tak diduga sebelumnya. Hal ini bisa menguji komitmen yang dibuat oleh pasangan. Namun, komitmen yang sehat bukanlah komitmen yang tanpa keragu-raguan, melainkan komitmen yang bisa mengatasi semua keraguan tersebut dan bersedia menjalaninya ketika hal-hal yang tak direncanakan datang di kemudian hari. Orang yang tak suka dengan hal-hal tak pasti bisa jadi ketakutan dengan komitmen yang akan mereka buat.

5. Komitmen membutuhkan konsistensi
Komitmen membutuhkan konsistensi dan kestabilan. Komitmen tak bisa diperlakukan seperti sakelar yang bisa dihidupkan dan dimatikan. Dalam pernikahan, cinta bisa saja menjadi panas dan dingin dalam waktu-waktu tertentu, namun komitmen tak boleh seperti ini. Komitmen yang dimiliki pasangan harus tetap stabil.

Beberapa hal di atas membuat komitmen terlihat seperti hal yang sangat serius. Bagi beberapa orang hal-hal mengenai komitmen di atas bisa membuat mereka gentar dan ragu-ragu untuk membuat komitmen dengan satu orang saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar